Muslim,
mukmin yakin bahwa hanya dengan mencari harta, memenuhi kebutuhan hidup secara
syariat Islam insya Allah kita dapat selamat dunia dan akhirat.Usaha untuk
selamat, satu-satunya jalannya wajib melalui pimpinan Allah, tetapi jika usaha
itu melalui pimpinan thaguth, syaitan tentu mungkin kelihatannya baik, berhasil
di dunia tetapi pasti di akhirat celaka dan masuk neraka secara abadi di dalamnya.
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ (٢٥٧)
Allah pelindung
orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah
syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah
(2): 257).
Mencari harta secara
batil atau cara hidup melalui pimpinan thaguth, syaitan, banyak macamnya, ada
yang cara modern, ada cara tradisional dan lain sebagainya, misalnya sebagai
berikut:
1. Mengakali harta
orang lain dengan mengadukan kepada penegak hukum, padahal hanya akal-akalan
supaya sebagian harta orang tersebut dapat diambil, walaupun dengan cara
yang bathil, dan sangat terang haram adanya.
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ
لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (١٨٨)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan
harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqarah (2): 188).
2. Mendapatkan harta dengan cara menipu, mencuri
termasuk cara bathil yang haram dalam kehidupan secara Islam. Di zaman sekarang
ini (tahun 2015 M) berbagai macam bentuk pencurian, penipuan mulai dari yang
paling modern sampai yang paling tradisional dengan berbagai istilah seperti:
korupsi, begal motor, pemalsuan campuran makanan, penipuan lewat usaha haji dan
umrah dsb.
وَالسَّارِقُ
وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا
نَكَالا
مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٣٨)
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.
Al Maidah (5): 38).
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ تُقْطَعُ يَدُ السَّارِقِ فِي رُبُعِ دِينَارٍ
(BUKHARI -
6293) … bahwa 'Aisyah R.A. menceritakan kepada mereka, dari Nabi Saw. bersabda, tangan pencuri dipotong jika curian
senilai seperempat dinar.
3. Pada umumnya dipahami bahwa riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang
dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan).
Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar.
Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta
pokok atau modal secara bathil. Mengambil riba, adalah suatu usaha yang bathil,
tidak boleh, haram menurut syariat Islam.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا
إِنْ كُنْتُمْ
مُؤْمِنِينَ (٢٧٨)فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا
بِحَرْبٍ مِنَ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ
رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ
لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ (٢٧٩)
278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 279.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.(Q.S. Al Baqarah (2): 278-279).
4. Rasulullah Saw. sangat memperhatikan masalah
riba di tengah-tengah masyarakat sehingga begitu turun ayat di atas tentang haram
riba maka segera beliau mengumumkan tentang keharaman riba termasuk penjualan
khamar atau minuman yang memabukkan.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لمَّا أُنْزِلَتْ الْآيَاتُ مِنْ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي الرِّبَا خَرَجَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَقَرَأَهُنَّ عَلَى النَّاسِ
ثُمَّ حَرَّمَ تِجَارَةَ الْخَمْرِ
(BUKHARI - 439) … dari 'Aisyah berkata, ketika turun ayat-ayat
dalam Surah Al Baqarah tentang masalah riba, Nabi Saw. keluar ke masjid lalu membacakan ayat-ayat tersebut
kepada manusia. Kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamer.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar