Sebagai
warga NKRI dewasa ini tahun 2015 seakan ajaran agama dan nilai moral
seolah tidak lagi mampu membendung kejahatan korupsi, kolusi, nepotime yang sudah memandang biasa prilaku buruk umat manusia yaitu kecenderungan berkhianat, menyimpang dan
berdusta. Oknum-oknum tersebut banyak bercokol di lembaga pemerintahan baik TNI,
POLRI demikian juga sipil dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.
Nasihat agama
sepertinya tak berbekas, para tokoh agama seakan kehilangan wibawa, moral dan
ritual ibadah kurang, bahkan tidak lagi memberi pengaruh pada prilaku
keseharian pada oknum-oknum tersebut di atas, yang sesungguhnya ada yang diambil
sumpah jabatannya nyata-nyata atas nama beragama Islam. Seharusnya setiap
ibadah, khususnya shalat memberi pengaruh
positif, merubah prilaku lebih bagus dan mental lebih baik, meninggalkan keji dan
munkar.
…وَأَقِمِ
الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ
أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (٤٥)
… Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Ankabut (29): 45).
1. Muslim, mukmin yakin bahwa adalah satu
kewajiban senantiasa mencontoh prilaku Rasulullah Muhammad Saw. termasuk dalam
sifat amanah, tidak mengkhianati amanah yang dipikulkan dalam suatu jabatan. Dengan ketulusan mencontoh
tersebut menjadi satu jaminan dapat menanggulangi sifat buruk, jahat yakni KKN
yang sungguh menyengsarakan warga NKRI yang belum nampak tanda-tanda kapan akan
berakhir. Namun sangat tegar Nabi Muhammad Saw. sangat jelas tidak pernah
memberikan contoh yang namanya berkhianat, mengambil bukan haknya.
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ
يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ
وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ (١٦١)
Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat
dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan
rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang
dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa
yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. (Q.S.
Ali Imran (3): 161).
2. Muslim, mukmin berkewajiban mengenal tanda-tanda
orang munafik atau pendusta termasuk para pelaku KKN sehingga dapat
menanggulangi perlakuan jahat mereka terhadap bangsa dan negara yang sama kita
cintai ini. Dengan pengenalan yang mendalam, memungkinkan ada kesempatan jika
mereka, para pengkhianat itu bisa diberi peringatan, sebab jika masih ada
sedikit iman dalam jiwa mereka pasti peringatan itu bermanfaat baginya, yang pada
dasarnya bermanfaat pada bangsa dan negara.
3. Muslim, mukmin berkewajiban mengenal
tanda-tanda orang munafik atau pendusta termasuk para pelaku KKN di dalam Al
Qur’an dikenalkan oleh Allah Swt. dan di dalam hadits dikenalkan hadits Rasulullah
Saw. di antara sifatnya yakni senantiasa sedemikian mempersiapkan susunan
kalimat yang menakjubkan sehingga yang dilawan bicara tidak terasa ia
dijerumuskan dalam penipuan yang menyengsarakan.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
(٢٠٤)
Dan di antara manusia ada orang yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada
Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras. (Q.S. Al Baqarah (2): 204).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ
إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا
اؤْتُمِنَ خَانَ
(BUKHARI - 32) …
dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Tanda-tanda munafik ada tiga: jika berbicara
dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat".
4. Muslim, mukmin berkewajiban memberi peringatan
kepada mereka, orang munafik atau pendusta termasuk para pelaku KKN, bahwa jika
mereka lolos dari jeratan hukum di dunia yakinlah bahwa mereka pasti abadi
kelak di akhirat sebagai penghuni neraka yang bermula saat telah selesai sakaratul
maut bagi mereka. Insya Allah moga-moga mereka masih bisa taubat dengan
sempurna, baru maut menjemputnya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ
الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ
وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
(١٤٥)
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka. (Q.S. An Nisa (4): 145).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar