A. Pokok-Pokok Tauhid.
Tauhid:
kewajiban pertama diserukan para nabi dan rasul, pondasi dakwah mereka, demikian
juga umat pelanjut dakwah Islam yang disampaikan oleh Muhammad Saw. bahkan berawal
dari persaksian
keesaan Allah Swt. dan kerasulan Muhammad Saw. yang diikrarkan
setiap yang baru dengan sadar memeluk agama Islam.
اَشْهَدُ
اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
رَّسُوْلُ اللهِ
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad
itu utusan Allah.
Muslim, mukmin diikat oleh kesatuan kepercayaan, iman mengikat kesatuan
yang teguh para nabi dan rasul sejak Adam A.S. sampai Muhammad Saw. dan
diteruskan pengikutnya sampai akhir jaman, sebagaimana dijelaskan-Nya pada ayat
berikut:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا
أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ
وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ
بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (١٣٦)
Katakanlah
(hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Q.S.
Al Baqarah (2): 136).
Muslim,
mukmin beribadah dan memohon pertolongan semata-mata kepada Allah Swt. tidak
boleh pada makhluk ciptaan-Nya (memohon pada selain-Nya itulah perbuatan
syirik).
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ
الرَّحِيمُ (١٦٣)
Dan Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Baqarah (2): 163).
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7]. (Q.S. Al Fatihah (1): 5).
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang
ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang
disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak
terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah:
mengharapkan bantuan untukdapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak
sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
B. Pokok-Pokok Pembatal Tauhid.
1.
Memakai sesuatu dari apapun
jenisnya, seperti kuningan, besi ataupun kulit, tali, benang, dengan maksud mengangkat, menghilangkan, menolak
bencana, mudarat, atau sebaliknya
diyakini dapat mendatangkan manfaat, berkah, perbuatan ini termasuk perbuatan
syirik.
2.
Mencari berkah pada: orang tertentu
dengan menyentuh dan meminta berkahnya, pohon, batu, mata air dan lain
sebagainya, kepada Ka'bah pun tidak boleh disentuh dengan tujuan mencari dan
mengambil berkahnya, Umar R.A. ketika mencium Hajar Aswad berkata:
"Sesungguhnya saya tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak mendatangkan
mudharat dan manfaat, seandainya saya tidak melihat Rasulullah Saw. menciummu,
saya tidak akan menciummu."
3.
Menyembelih hewan bukan karena
Allah, seperti menyembelih: untuk para wali, setan, jin dengan tujuan mengambil
manfaat dan mencegah kejahatan mereka, perbuatan ini termasuk syirik, walaupun
orang tersebut menyembelihnya dengan menyebut kalimat:
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang[1]. (Q.S. Al
Fatihah (1): 1).
[1]
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah: nama zat yang
Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan
makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah):
salah satu nama Allah yang memberi pengertian: Allah melimpahkan karunia-Nya
kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian: Allah
senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada makhluk-Nya.
Sembelihan
yang halal dimakan bagi muslim, mukmin hanya 4 (empat) perkara yakni:
1)
Niat menyembelih karena lauk pauk.
2) Niat menyembelih karena akikah.
3)
Niat menyembelih karena kurban.
4)
Niat menyembelih karena Dam (denda bagi jamaah haji tamattu).
4.
Termasuk syirik jika meminta
pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah Swt. dan jelas, tegas jika
meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah dan bila meminta, memohon
sesuatu, maka mohonlah kepada Allah.
5.
Berlebih-lebihan terhadap para wali,
orang shaleh, seperti berlebih-lebihan dalam memuliakan atau mengangkat mereka
sederajat dengan kedudukan para rasul, atau menganggap mereka sebagai orang
yang ma'sum: terbebas dari dosa.
6.
Mendatangi tukang sihir, dukun, ahli
nujum dan sebagainya, tidak boleh mendatangi mereka, bertanya dan
membenarkannya, walaupun mereka mengaku sebagai wali, dan sebagainya.
عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ
اَزْوَاجِ النَّبِيِّ ص عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ
عَنْ شَىْءٍ فَصَدَّقَهُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً. مسلم
Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi
Saw. dari Nabi Saw. beliau bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada
tukang ramal, lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima
shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim].
Semoga.
Komentar
Posting Komentar