MUSLIM BERPANDANGAN LUAS


Muslim Memperluas Paham Agama: Islam agama yang sesungguhya dibentangkan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diperbandingkan, sehingga kita, muslim dan yang lainnya mengerti perluasan paham Agama Islam, itulah yang benar, ringan dan berguna, sehingga perlu didahulukan pekerjaan pemahaman keagamaan
Islam itu.

KH. Mas Mansur juga menjelaskan bahwa 1) Hukum-hukum Islam itu dapat berubah-ubah dengan mengingat keadaan orang, 2) Agama Islam tiada mengikat paham. Maka, hendaklah sama diingat, bahwa yang harus kita perluaskan itu “paham-paham agama”, bukan agama, karena agama itu sudah sempurna, lengkap, utuh tiada boleh diperluas dan tiada boleh dipersempitkan.
 الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣)
… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Al Maidah (5): 3). [398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.

Muslim memiliki kebiasaan hidupnya yang memaksa kepribadiannya berpandangan luas dan lapang dada, yakni: 1) Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran, 2) Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan kehidupan dan menggerakkan ajaran Islam, 3) Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan, 4) Etos kerja (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan. 5) Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap, berpikiran, dan bertindak.

Jadi, sesungguhnya luas pandangan, lapang dada dengan berpegang teguh pada Ajaran Islam sudah menjadi dasar pokok hidup muslim hakiki.[1]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr (59): 18).
Muslim menyadari dengan mendalam, kehidupan muslim di alam dunia ini tiada lain ia sebagai ruang dan waktu sepenuhnya untuk mempersiapkan kebutuhan hidup di dunia sendiri dan bekal hakiki untuk kehidupan di alam akhirat secara abadi bagi yang bersangkutan, materi dalam arti yang luas menjadi pokok dalam kebutuhan, namun dipahami materi tersebut harus, wajib proses dan pemilikannya, penggunaannya sesuai dengan syariat Islam berdasar Qur’an yang telah dicontohkan Muhammad Saw. jangan mengikuti, terpengaruh ajakan-ajakan yang di luar syariah Islam. Disinilah peranan penting dan sangat menentukan sikap berpandangan luas bagi muslim.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ (١٤)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S Ali Imran (3): 14). [186] Binatang ternak di sini: binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

Muslim dengan pandangan luas yang ia miliki, memberikan dorongan positif lebih semangat lagi berpikir dan beramal kebajikan, ia yakin sekicil apapun kebaikan ia buat, mesti mendapat balasan keridhaan dari Allah Swt. berlipat ganda, sebagai bahan kebahagiaan di dunia terlebih kelak di akhirat.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا
(BUKHARI - 40) … Rasulullah Saw. bersabda: "Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya".

Semoga ada manfaatnya dan penuh berkah dari Allah Swt.


[1] http://sangpencerah.com/2013/10/lapang-dada-luas-pandangan-dengan.html

Komentar