BAHAN CERAMAH PADA JAMAAH 1 DAY 1 JUZ PAREPARE 29/05/2016
a. Shiyam menurut bahasa: menahan diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah:
menahan diri dari makan, minum,
hubungan seksual suami isteri dan
segala yang
membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat
karena Allah. Shiyam dimulai pada
tanggal 1 bulan Ramadhan dan
diakhiri pada tanggal terakhir bulan Ramadhan (29 hari atau 30 hari, tergantung
pada kondisi bulan tersebut).
Untuk itu, maka harus mengetahui awal bulan Ramadhan.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا
يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
(BUKHARI - 52) … bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang
(tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat
hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang
ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".
Muslim meyakini tugas utamanya adalah menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus berdasarkan Qur’an dan
Hadits Rasulullah Saw. serta akal murni yang sejalan dengan Qur’an dan Hadits tersebut
sepanjang hidup dewasa dan sadarnya.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ
الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
(٥)
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus. (Q.S. Al Bayyinah (98): 5). [1595] Lurus berarti jauh dari syirik
(mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
2. Hakekat
Ibadah Shiyam (Puasa) dibulan Ramadhan adalah memperbaiki, memurnikan, menyempurnakan: ketaatan, ketundukan, keislaman:
diri, keluarga, masyarakat, umat pada umumnya sehingga terwujudlah pribadi yang bertakwa dengan
sebenar-benarnya takwa, (Yaitu
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja), mereka yang dijanjikan
kemuliaan oleh Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S. Al Baqarah (2): 183).
3.
Sehubungan dengan pokok pembicaraan yang memberikan bayangan tentang kematian,
berpulangnya kerahmatullah seseorang maka, dipandang perlu mengetahkan juga bahwa
suatu gejala yang buruk sering nampak di tengah-tengah masyarakat yakni ada
orang yang takut mati karena banyak dosa yang ia perbuat, namun adalah sunnah
Allah bahwa semua yang bernyawa pasti mati atas isin Allah Swt. sehingga tidak ada
pilihan kecuali mengisi masa hidup dewasa dan berakal sehat dengan sepenuh ibadah
kepada Allah.
وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (٩٥)
Dan
sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan
Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (Q.S. Al Baqarah (2): 95).
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ
كِتَابًا مُؤَجَّلا …(١٤٥)
Sesuatu yang
bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya… (Q.S. Ali Imran (3): 145).
4.
Mati dalam kekafiran pasti siksa abadi atasnya, tidak ada yang dapat
menebusnya, menolongnya sekalipun dengan pengorbanan yang banyak, besar jumlah
materinya, bahkan sekalipun dengan tebusan berbentuk emas yang besar sepenuh
bumupun.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ
يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الأرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (٩١)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka
tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah
siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali
Imran (3): 91).
5.
Allah Maha dalam segalanya, hidup dan mati seseorang termasuk
mempergirkan kejayaan suatu kaum, atau bangsa dan lain sebagainya …
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي
اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ
وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (٢٧)
Engkau
masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau
keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang
hidup[191]. dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab
(batas)". (Q.S. Ali Imran (3): 27).
[191]
Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam
dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran
kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah
menurut hukum Allah.
6. Orang yang yakin kesempurnaan taqwanya, pasti
mereka siap kembali keasalnya, penuh ketaatan menerima ketentuan Allah termasuk
hal kematian atas diri …
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Q.S. Ali Imran (3): 102).
7.
Harapan kita semua, selaku muslim, muslimah insya Allah, ialah masuk
dalam jamaah hamba dan surga-Nya …
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (٢٧)ارْجِعِي
إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (٢٨)فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (٢٩)وَادْخُلِي جَنَّتِي
(٣٠)
27. Hai jiwa yang tenang.
28.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah
ke dalam syurga-Ku. (Q.S. Al Fajr (89): 27-30).
Semoga
Komentar
Posting Komentar