Salah paham, salah sangka atau salah mengerti, bisa
dialami oleh semua orang, baik orang yang berpendidikan tinggi, menengah hingga
orang yang pendidikannya tidak seberapa. Juga bisa dialami oleh
rakyat jelata,
kelas menengah, juga para penguasa, pimpinan swasta, negara, tidak terkecuali
oleh para agamawan, ulama sekalipun, bisa saja mengalami salah paham.
Salah paham yang dialami oleh orang
yang tidak berpendidikan, atau tidak memiliki posisi penting atau juga bukan pejabat
tinggi, tentu tidak sedemikian besar resiko yang ditimbulkan. Sebaliknya, akan
beresiko tinggi dan berjangkauan luas jika hal itu, kesalah pahaman dialami
oleh seorang tokoh atau pejabat tinggi swasta, negara.
Oleh karena gejala salah paham itu
adalah bersifat umum dan manusiawi, maka diperingatkan oleh Allah Swt. agar setiap
muslim siap mengatasi kesalahpahaman tersebut dengan senantiasa menghayati
syariat wajib diamalkan 5 X sehari
semalam, di dalam shalat yaitu (isya, shubuh, dhuhur, ashar, maghrib) diwajibkan
untuk membaca Qur’an Surat Al Fatihah. Peringatan tersebut wajib dibaca sebanyak
17 X bagi setiap muslim yang muqim (menetap di wilayah pemukimannya) sedang
yang musyafir sebanyak 11 X, menjadi harapan besar bahwa dengan senantian bermohon
petunjuk pada Allah Swt. tersebut maka akan dikabulkan-Nya dan selamatlah dari kesalahpahaman.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
(٧)
1.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. Hanya
Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] (Q.S. Al Fatihah (1): 1-7).
[1]
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat
yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha
Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan
karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi
pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
[2] Alhamdu
(segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya
karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui
keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala
puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut
dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang
Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk
Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).
'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai
jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan,
benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai)
dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik
(dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5]
Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia
menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut
juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan
dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah,
sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7]
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan
bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan
dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina
(tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang
benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi
juga memberi taufik.
[9] Yang
dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan
yang menyimpang dari ajaran Islam.
Sebagai akhir bahasan singkat ini, kita berharap agar senantiasa berada
pada jalan yang lurus, berada pada kebenaran sesuai syariat Allah Swt. dan
Rasul-Nya serta terjauh dari salah paham, salah sangka, salah mengerti terhadap suatu gejala
baik yang didengar demikian terhadap yang dilihat.
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا
وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (٢٢)
Dan tatkala Dia cukup dewasa[749] Kami berikan kepadanya hikmah dan
ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Yusuf (12): 22). [749] Nabi
Yusuf mencapai umur antara 30 - 40 tahun.
Semoga ada
ridha dari Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar