1. Kerja Sama.
Membangun kerjasama, hal yang wajib dan
sangat penting dipahami dimiliki, diyakini dan dilakukan, diamalkan karena keberhasilan
sebuah usaha, banyak dipengaruhi, bahkan ditentukan oleh kerjasama yang
baik.
Kerjasama harus dibangun secara merata pada bagian, lembaga, majelis atau
departeman yang saling berkolaborasi sehingga kegiatan operasional dapat
dilakukan, diwujudkan dengan baik, secara berkesinambungan hingga mencapai apa
yang dicita-citakan, apa yang jadi tujuan kelompok yang bersangkutan, bagi
muhammadiyah adalah masyarakat Islam yang sebenar-benarnya..
… وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya. (Q.S. Al Maidah (5): 2).
2. Toleransi, luwes dalam pergaulan.
Seorang pemimpin harus memiliki sikap toleransi
terlebih terhadap sesama pimpinan dan anggota bawahannya, harus senantiasa
memelihara saling menghormati, merasa peduli yang menggembirakan sehingga ada
rasa tersanjung dari sesama pimpinan atau dari bawahan, ini mesti menumbuhkan
semangat kerja yang baik sebagaimana yang diharapkan kelompok tersebut lebih
khusus kita dalam mengelolah persyarikatan Muhammadiyah.
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا
أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا (٨٦)
Apabila kamu diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[327].
Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (Q.S. An Nisa (4): 86).
[327] Penghormatan dalam Islam Ialah:
dengan mengucapkan Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Seorang pemimpin harus memiliki sikap toleransi
terlebih terhadap sesama pemimpin dan warganya, dia senantiasa menunjukkan yang
tarbiyah, yang mendidik sehingga semestinya jika ada yang menyampaikan kata-kata
yang bermakna mendzalimi dia maka, seorang pemimpin seharusnya balik menyampaikan dengan kata-kata yang
bermakna selamat.
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ
هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (٦٣)
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Q.S. Al Furqan (25): 63).
Para pemimpin
terdahulu, Muhajirin dan Anshar membiasakan saling mendoakan, agar kedengkian dan
dendam tidak tersimpan dalam kalbu, hati mereka, semoga kita kini dan kedepan
diberikan hidaya, petunjuk oleh Allah Swt. demikian itu pula adanya insya
Allah.
… رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)
…
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al Hasyr (59): 10).
3. Hal Yang Mengganggu Kerjasama, antara
Lain:
Sikap egois, mungkin karena merasa diri
memiliki kelebihan dari segi: keilmuan, kehartabendaan, kesenioran, keturunan
dan lain sebagainya dibanding yang lain, yang sesungguhnya hal-hal itu tidaklah
dapat memberikan pengaruh secara positif yang hakiki tentang kualitas martabat
dan pribadi seseorang. Muslim yakin
kemuliaan secara hakiki di dunia dan akhirat disisi Allah Swt. bagi seseorang
hanyalah karena ketakwaannya.
…إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)
… Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujarat (49):
13).
Sikap egois, orang yang selalu mementingkan
diri sendiri, dapat menghancurkan sebuah kerja sama kelompok, sehingga jika ada
anggota yang berwatak egois, sombong mestinya segera diarahkan, dibimbing dan
jika tidak bisa menerima saran, nasihat maka, sebaiknya jangan dipertahankan
karena pasti mengganggu kelompok yang besar tersebut.
…إِنَّ اللَّهَ
لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
… Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An Nisa
(4): 36).
Semoga ada berkah dari Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar