Muslim memandang dan meyakini bahwa langgar,
mushalla, masjid itu merupakan tempat yang strategis beribadah dengan berjamaah
dan dilanjutkan dengan hubungan keperluan hidup lainnya seperti berbincang-bincang
secara informal sebagai sesama muslim dengan sangat efesien dan efektif.
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ
قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ
فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ
أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
(١٤٤)
Sungguh Kami
(sering) melihat mukamu menengadah ke langit [96], maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan
Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar
dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan. (Q.S. Al Baqarah (2): 144). [96] Maksudnya ialah Nabi Muhammad Saw. sering
melihat ke langit berdoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan
beliau menghadap ke Baitullah.
Umat Islam mengadakan musyawarah di
Mekah pada tahun 1975 tentang masjid dan antara lain hasilnya, menyangkut ruangan-ruangan yang mesti ada di masjid:
1.
Ruang
shalat.
2.
Ruang
musyawarah.
3.
Ruang
berlatih para pemuda.
4.
Ruang
membaca/perpustakaan.
5.
Ruang
memandikan dan mengafani jenazah.
6.
Ruang
kantor, pengaturan administrasi pengurus masjid.
Hal-hal yang mesti dijaga demi kelangsungan tepat guna dan kemakmuran masjid
di tengah-tengah masyarakat:
1.
Perbuatan aniaya dan dosa besar bagi orang yang ada kesengajaan
untuk menghalangi umat membangun dan memakmurkan masjid.
2.
Mereka
yang punya usaha dengan sadar
seperti di atas (1) tidak
sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), oleh karena itu mestilah umat
Islam senantiasa waspada.
3.
Terhina
di dunia dan terlebih kelak di akhirat mereka yang menghalangi kemajuan syiar
Islam melalui masjid dan semacamnya.
4.
Timur
dan barat bahkan alam semesta seluruhnya adalah kepunyaan Allah Swt. maka
janganlah gampang terprovokasi sehingga kadang masalah arah kiblat yang membuat kita selaku jamaah terjadi
persengketaan dan lain sebagainya, yang semuanya pasti melemahkan orang Islam
itu sendiri.
وَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي
خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلا خَائِفِينَ لَهُمْ فِي
الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١١٤)وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ
وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ (١١٥)
114. Dan siapakah yang
lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya,
dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya
(masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia
mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. 115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu
menghadap di situlah wajah Allah [83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. Al Baqarah (2): 114-115). [83] Di situlah
wajah Allah maksudnya kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana
saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan
dengan Allah.
Muslimin dan
muslimat harus senantiasa waspada terhadap tipu daya yang
sering dilancarkan oleh orang-orang munafik yang senantiasa bersungguh-sungguh untuk memecah belah muslimin
dan muslimat, aksi mereka kadang seperti berikut:
1.
Dan
(di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid
sebagai alat usaha mereka dalam
memusuhi muslimin dan muslimat.
2.
Mereka sungguh-sungguh
untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), di tempat-tempat tertentu mereka tidak segan-segan
menganiaya orang Islam.
3.
Untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin.
4.
Serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak
dahulu.
5.
Ingat
kadang mereka bersumpah atas nama Allah dan Rasul-Nya, dan hal tersebut sesungguhnya sekedar tipuan terhadap
muslim.
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا
بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ
وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
(١٠٧)
Dan (di
antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk
memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu [660]. Mereka sesungguhnya
bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (Q.S.
At Taubah (9): 107).
[660] Orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu ialah seorang pendeta
Nasrani bernama Abu 'Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria
untuk beribadah di masjid yang mereka dirikan itu, serta membawa tentara Romawi
yang akan memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu 'Amir ini tidak jadi
karena ia mati di Syiria. Dan masjid yang didirikan kaum munafik itu
diruntuhkan atas perintah Rasulullah Saw. berkenaan dengan wahyu yang diterimanya
sesudah kembali dari perang Tabuk.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar