Pengertian syirik:
a. Syirik Rububiyyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah ada
yang mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan hal-hal
lain dari sifat-sifat rububiyyah.
b. Syirik Uluhiyyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah ada yang mampu memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
b. Syirik Uluhiyyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah ada yang mampu memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
c. Syirik Asma’ Wa Sifat, yaitu
meyakini atau percaya kepada makhluk Allah yang memiliki sifat-sifat khusus
yang dimiliki Allah Ta'alla, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat
lain yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci. [1]
Allah menegaskan dalam kelompok manusia ada
yang berkeyakinan bahwa ada selain Allah yang ia jadikan sembahan juga dan
kecintaannya pada Allah dan tandingan-Nya itu sama besar, atau kuatnya.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ
يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (١٦٥)
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zhalim itu [106] mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. Al Baqarah (2): 165).
[106] Yang
dimaksud dengan orang yang zhalim di sini ialah orang-orang yang menyembah
selain Allah.
1. Dapat disimpulkan bentuk kemusyrikan
tersebut di atas semuanya termasuk dosa besar dan sangat merugikan yang
bersangkutan. Dosa besar tersebut sudah tegas diingatkan Luqman saat ia
memberikan didikan awal kepada anaknya.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ
لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezhaliman yang besar". (Q.S. Luqman (31): 13).
2. Bahaya kesyirikan tersebut ditambah
lagi ketegasan bahwa yang musyrik, orang yang syirik itu termasuk najis dan
dilarang mendekati Masjid Haram.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (٢٨)
28. Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis [634], maka janganlah mereka
mendekati Masjid Haram [635] sesudah tahun ini [636]. dan jika kamu khawatir
menjadi miskin [637], maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari
karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (Q.S. At Taubah (9): 28).
[634] Maksudnya:
jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635] Maksudnya:
tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. Menurut pendapat sebagian
mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah Haram
baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636]
Maksudnya setelah tahun 9 Hijriah.
[637] Karena
tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian
orang-orang Muslim boleh jadi berkurang.
3.
Kemusyrikan
sangat berbahaya khususnya bagi yang bersangkutan, baik di dunia demikian di
akhirat, mereka pasti celaka, sebab
para nabi termasuk Muhammad Saw. dan pengikutnya dilarang mendoakan para
musyrik tersebut.
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ
كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
(١١٣)
Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat
(Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah
penghuni neraka jahanam. (Q.S. At Taubah (9): 113).
4. Sungguh sengsaralah di dunia terlebih kelak di akhirat bagi musyrikin
karena sebesar apapun amalannya pasti semua
terhapus percuma oleh Allah Swt.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٦٥)
Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika
kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Az Zumar (39): 65).
Semoga ada manfaat.
Komentar
Posting Komentar