Kewajiban yang mesti
senantiasa dibaharui termasuk dalam mengisi waktu dalam setiap pergantian tahun
baru apakah tahun hitungan Hijriyah atau hitungan Miladiyah, pokoknya mesti wajib
disegarkan dalam amalan sebagai ibadah, yakni:
1. Bermuhammadiyah senantiasa
memurnikan Niat. Ber-Muhammadiyah
itu harus ikhlas karena Allah, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi
sesaat. Niat adalah landasan utama suatu tindakan, amalan sebagai seorang
muslim.
رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا
هَاجَرَ إِلَيْهِ
(BUKHARI - 1) … Rasulullah
Saw. bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi
tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya
karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
Jangan salah niat, bisa salah jalan, salah kiprah, salah
tujuan. Kalau ber-Muhammadiyah tidak ikhlas, maka akan mudah kecewa, putus asa
dan lari, lebih-lebih ketika menghadapi masalah. Sekali salah niat dalam
ber-Muhammadiyah, maka selamanya akan mengalami salah kiprah, kecewa dan
sia-sia. Niat ikhlas karena Allah
merupakan ruh dari sikap dan ikhtiar berkiprah dalam Muhammadiyah.
2. Menjalankan
Fungsi Ibadah dan Kekhalifahan. Ber-Muhammadiyah tidak lain sebagai
wujud dari ibadah kepada Allah,
sekaligus menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Jadi bukan sekedar
pekerjaan atau keterlibatan praktis belaka. Allah memerintahkan kepada manusia
dan jin untuk beribadah.
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariat (51): 56).
Sedangkan fungsi kekhalifahan
ditegaskan Allah Swt. pada Al-Qur’an.
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً …(٣٠)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Q.S. Al Baqarah (2): 30).
Dengan fungsi ibadah dan
kekhalifahan, maka kiprah ber-Muhammadiyah selain harus optimal, juga melekat
dengan funsgi hidup untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. Ber-Muhammadiyah
merupakan sarana menjalankan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi, bukan kiprah
yang sia-sia tanpa tujuan, dengan kekhalifahan manusia memakmurkan bumi dengan
sebaik-baiknya.
3. Amal dan
Jihad Fi Sabilillah. Ber-Muhammadiyah
tidak lain sebagai ikhtiar perjuangan
untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam guna terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Karena itu
harus dilakukan dengan penuh kesungguhan,
tidak boleh minimalis. Ber-Muhammadiyah merupakan jalan fi sabilillah
maka akan dikerahkan segala kemampuan berupa pikiran, tenaga, harta, relasi,
jaringan, dan anugerah Allah lainnya. Kyai Dahlan mengajarkan kepada
murid-muridnya ayat Al-Qur’an tentang
jihad berikut ini.
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ
جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ (١٤٢)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum
nyata orang-orang yang sabar. (Q.S. Ali Imran (3) : 142). [232] Jihad dapat
berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan
umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar