Kewajiban orang yang berpuasa:
meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan tidak melakukan sesuatu
yang sia-sia, semuanya ditinggalkan dalam rangka taqarrub atau mendekatkan diri
kepada Allah dan meraih pahala dari-Nya untuk mendapatkan ketakwaan sejati. Ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan
amalan-amalan ketaatan, mereka sadar itulah cara meraih derajat ketakwaan yang
sempurna yang dimuliakan oleh Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S. Al Baqarah (2): 183).
…إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)
… sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujurat (49): 13).
…وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا (٤)
…dan
barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya. (Q.S. At Talaq (65): 4).
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al A’raf (7): 96).
Muslim dengan penuh gembira dijiwai
ketaatan, kecintaan dan harapan semata-mata kepada Allah Swt. ia
bersungguh-sunguh akan mengamalkan dan menyempurnakan pelaksanaan ibadah puasa
sebulan penuh.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ الصَّلَاةَ وَالصِّيَامَ وَالذِّكْرَ تُضَاعَفُ عَلَى النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ
(ABU DAUD - 2137) … Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya shalat, puasa dan dzikir akan dilipatgandakan di atas
berinfaq di jalan Allah sebanyak tujuh ratus kali lipat."
Orang berpuasa sangat menyadari pentingnya makan, walaupun demikian
sangat disadari bahwa makanan yang berlebihan pasti mendatangkan masalah
kesehatan sehingga mereka mesti sangat berhati-hati dalam kebutuhan makan dan
minum, yang semuanya didorong keimanan dan ketakwaan yang sempurna. Dengan
sikap yang demikian maka, bisa terhindar dari kegemukan, usus menjadi bersih, gula
dan tekanan bisa stabil.
الْمِقْدَامَ بْنَ مَعْدِيكَرِبَ الْكِنْدِىَّ قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ « مَا مَلَأَ اِبْنُ آدَمَ
وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ (و اللَّفْظُ لِإِبْنِ مَاجَه”لُقَيْمَاتٌ”)
يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ
لِنَفَسِهِ»
Al-Miqdam bin Ma’dikarib al-Kindi
berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah seorang anak Adam memenuhi wadah
yang lebih buruk dari perut. Cukuplah anak Adam makanan (dalam redaksi Ibnu
Majah “suapan-suapan kecil”) yang menegakkan tulang punggungnya. Jika harus lebih dari itu maka sepertiga
makanan, sepertiga minuman dan sepertiga udara.” (H.R. at-Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad, Ibn Hibban dan al-Hakim).
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar