Muslim
senantiasa menjaga tegak berdirinya secara kokoh dan utuh persaudaraan,
persatuan serta kerjasama dan berbagi dengan siapapun, apakah sesama muslim
demikian juga terhadap yang non muslim, apakah mereka katolik, protestan, budha,
hindu atau kongfucu. Kerja sama misalnya dalam perniagaan, pendidikan dan lain sebagainya,
hal ini semua sudah terpelihara kokoh selama ini secara nasinal demikian secara
internasional. Muslim berkewajiban berdakwah dan tidak akan membuat masalah pada
orang lain atau pada kelompok lain. Muslim hanya bermasalah jikalau dibuatkan masalah
misalnya:
1. Ada orang-orang
yang memerangi muslim karena agamanya.
2. Atau ada orang
yang mengusir muslim dari negerinya karena agamanya.
3. Atau ada orang
yang membantu (orang lain) untuk mengusir muslim dari negerinya.
4. Atau ada orang
yang melakukan yang semisal nomor 1 sampai 3 di atas.
Untuk lengkapnya perhatikan ayat dan hadits berikut:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ
فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا
إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (٨)إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ
عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا
عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(٩)
8. Allah tidak melarang kamu
untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. 9. Sesungguhnya Allah hanya melarang
kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan
mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa
menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. (Q.S.
Al Mumtahanah (60): 8-9).
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ
أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ
أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٢٢)
Kamu tidak
akan mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam
hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan [1462] yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka,
dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan
Allah. ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang
beruntung. (Q.S. Al Mujadilah (58): 22).
[1462] Yang
dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan
terhadap musuh dan lain lain.
لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ
دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا
أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ
الْمَصِيرُ (٢٨)
Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali [192] dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang
ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan
hanya kepada Allah kembali (mu). (Q.S. Ali Imran (3): 28).
[192] Wali
jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung
atau penolong.
اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Kasihilah yang ada di bumi
nicaya yang di langit akan mengasihi
kalian" (H.R. Abu Dawud)
لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ
“Janganlah kalian yang memulai mengucapkan salam kepada
orang-orang Yahudi dan Nasrani.” (H.R. Muslim no. 2167)
إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا:
وَعَلَيْكُمْ
“Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka
jawablah, “Wa‘alaikum (dan juga atasmu).” (H.R. Al-Bukhari
no. 6258 dan Muslim no. 2163)
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar