Muslim pastilah berkuasa penuh atas anggota tubuh mereka, pikiran dan
jiwa mereka. Akan tetapi, begitu
lengah dan terkadang begitu masuklah
ganguan setan maka ia bekerja dengan keras dan susah
mengendalikan apa yang menjadi milik mereka itu. Tangan, mata, kaki dan anggota
tubuh yang lain, kerap bergerak di luar kesadaran,
yang tak jarang bertentangan dengan syariat Islam, atau nilai-nilai keyakinan yang
dianut dan diyakini. Padahal semua anggota tubuh tersebut, kelak akan menjadi
saksi atas segala perbuatan masing-masing yang diperbuat di dunia.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ
وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ
بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩)
Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S.
Al A’raf (7): 179)
Apabila seseorang menjalankan
sesuatu tindak maksiat, maka sebenarnya ia melakukan maksiat itu dengan
menggunakan anggota badannya. Orang yang seperti ini sejatinya telah menyalahgunakan
nikmat anggota tubuh yang telah dianugerahkan Allah pada dirinya. Dalam bahasa
lain dapat dikatakan, ia telah berkhianat atas amanah yang telah diberikan
kepadanya. Di sinilah tempatnya yang sesungguhnya yang
bersangkutan harus menyadari dan segera bertaubat, insya Allah akan diampuni.
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ
وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٦٥)
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka: dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka usahakan. (Q.S. Ya Sin (36): 65)
Harus
diingat selalu bahwa maksiat memiliki efek negatif bagi hati:
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ
فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى
تَعْلُوَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي
الْقُرْآنِ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sesungguhnya seorang mukmin, jika melakukan
satu perbuatan dosa, maka ditorehkan di hatinya satu titik hitam. Jika ia
bertaubat, berhenti dan minta ampun, maka hatinya akan dibuat mengkilat (lagi).
Jika semakin sering berbuat dosa, maka titik-titik itu akan bertambah sampai
menutupi hatinya. Itulah raan yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an.
وَمَا يُكَذِّبُ بِهِ إِلا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (١٢)إِذَا
تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ (١٣)كَلا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤)
12. Dan tidak ada yang
mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas
lagi berdosa. 13. Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata:
"Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu" 14. Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka. (Q.S. Al Mutaffifin (83): 12-14).
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar