MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR DAN MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH (bahan ceramah pada Pemuda Muhammadiyah Parepare)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعلَمِيْنَ . الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ . ملِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ . اِهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ غَيْرِالْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضَّآلِّيْنَ .
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji
bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang
memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah,
dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba
akan jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan,
yang tidak dimurkai dan tidak tersesat” (Q.S. Al Fatihah (1): 1-7).
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا
وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
“Saya
ridha: Ber-Tuhan kepada Allah, ber-Agama kepada Islam dan ber-Nabi kepada Muhammad
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam”.
Amma
ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata.
Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya
ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا
فَاعْبُدُونِ (٢٥)
Dan
Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. Al Anbiya (21): 25).
Hidup
bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini.
…وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا
عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
(٢)
… Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al Maidah (5): 2).
Masyarakat
yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di
atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan
dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh
syaitan dan hawa nafsu.
Agama
Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa
suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ …(١٩)
Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (Q.S. Ali Imran (3): 19).
Menjunjung
tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban
mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama
Islam adalah Agama Allah yang
dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, dan
diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia
dan akhirat.
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ
مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
(١٣٦)
Katakanlah
(hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Q.S. Al Baqarah (2): 136).
Syahdan,
untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di
atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah
dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah
kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan
menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang
murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia
Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat
Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan
yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan
Allah Yang Maha Kuasa.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus [1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
(Q.S. Al
Bayyinah (98): 5). [1595]
Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Untuk
melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan
rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur’an:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاُولئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُوْنَ
“Adakanlah
dari kamu sekalian, golongan yang mengajak ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung
berbahagia”. (Q.S. Ali Imran (3):
104).
Pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum K. H. Ahmad Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan
Islam” dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan majelis-majelis (bahagian-bahagian)-nya,
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar.
Kesemuanya
itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan
mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad Saw., guna mendapat karunia dan
ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan
bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga
merupakan:
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْرٌ
“Suatu
negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha
Pengampun”.
Maka
dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah di antarkan ke
pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’im” dengan keridhaan Allah Yang Rahman
dan Rahim.[1]
Untuk memahami rumusan sistematika
“Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah”
Bismillahirrahmanirrahim
Sistematika:
1. Rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah” terdiri dari lima (5) angka.
2. 5 (Lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi
tiga kelompok:
3. Kelompok kesatu: mengandung pokok-pokok
persoalan yang bersifat idiologis, ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja
untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya. Sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya
sampai kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual,
dunia dan ukhrawi.
Kelompok
kedua: mengandung persoalan mengenai paham agama menurut Muhammadiyah, ialah
angka 3 dan 4 yang berbunyi:
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw.
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad Saw.dengan
menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a) Aqidah, b) Akhlak, c) Ibadah, d) Mu'amalat
Duniawiyat.
4.1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran al-Qur'an dan sunah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah Saw. tanpa
tambahan dan perubahan manusia.
4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanya
mu'amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah Swt.
Kelompok
ketiga: mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam
masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi :
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa
Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang
berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang
adil, makmur dan diridloi Allah Swt. “BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR”
[2]
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar