KHUTBAH IDUL ADHA 1438 H/2017 M MAKNA BERKURBAN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.


اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jama’ah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Pengertian Qurban: setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, dan 11, 12, 13 (hari tasyrik) semua umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam disunnahkan shalat secara berjamaah dua rakaat dan setelah itu mendengarkan khutbah, kemudian mereka yang mampu memotong, menyembelih hewan, berqurban, (seekambing atau domba untuk seorang muslim/muslimah dan seekor: sapi, kerbau, unta untuk tujuh muslim/muslimah) itu adalah ukuran minimal, artinya boleh saja seekor sapi, kerbau  untuk seorang muslim/muslimah untuk kemudian dibagi-bagikan kepada umat di suatu daerah, wilayah dimana mereka berdomisili. Pada dasarnya qurban dilaksanakan dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan menjalin silaturrahim dengan lainnya, atau dengan kata lain memantapkan hubungan dengan Allah Swt. dan dengan sesama umat yang lain, dalam istilah arabnya sebagai berikut:
اْلأُضْحِيَةُ هِيَ إِسْمٌ لِمَا يُذْبَحُ مِنَ اْلإِبِلِ وَالْبَقَرِ والْغَنَمِ  يَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامِ التَّسْرِيْقِ تَقَرُّبًا إِلَى اللهِ
Udhhiyyah adalah nama bagi binatang yang disembelih baik unta, sapi dan kambing pada hari Nahar (10 Dzulhijjah) dan pada hari-hari Tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.


اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jama’ah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah.
Dasar Perintah Berqurban.
Ibadah berkurban merupakan suatu bentuk bersyukur dan terima kasih kepada Allah Swt. atas nikmat yang sungguh takterhitung banyaknya seperti: agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta ini, kesehatan jasmani dan rohani yang kita sama miliki, persaudaraan, persatuan yang luarbiasa maknanya dalam hidup ini, dan masih sangat banyak nikmat yang lain atas pribadi, keluarga dan masyarakat pada umumnya.Muslim mendirikan shalat termasuk shalat idul adha dan shalat lainnya, kita tunaikan dengan khusyu, kita pelihara makna bacaan dan gerakannya, kita terus menerus mengamalkannya, dengan demikian kita menjadi terjauh dari dosa keji dan munkar, kita menjadi umat yang betakwa yang dimuliakan Allah di dunia dan di akhirat serta terjauh dari siksa api neraka,  abadi dalam surga, kita sembelih hewan kurban dan kita bagikan dengan sesama, kita berbagi, kita pelihara persaudaraan, persatuan kita damai, kita aman sentosa.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢)إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ (٣)
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus[1606]. (Q.S. Al Kautsar (108): 1-3). [1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah. [1606] Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.

اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jama’ah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah.

Menyembelih hewan qurban adalah sebagai bahagian dari kewajiban muslim dalam berdahwah, mengajak, memanggil pada kebaikan, sehingga pembagian dari daging qurban menjadi suatu kewajiban yang betul-betul diperhatikan, dengan cermat dan teliti. Sehingga insya Allah semua lapisan merasakan nikmat dan lezat serta berkesannya daging qurban tersebut, jangan ada yang sengaja tidak diberikan, selama memungkinkan dijangkau.
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٣٦)
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat), kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. (Q.S. Al Hajj (22): 36).


اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jama’ah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah.

Mengadakan, menyembelih qurban adalah satu bentuk bukti keyakinan, keimanan, aqidah tauhid  seseorang terhadap Allah Swt. Terbukti dengan relanya nabi Ibrahim A.S menyembelih anak kesayangannya, Ismail A.S yang penuh kesabaran dan ketaatannya pada perintah Allah dan orang tuanya. Ternyata Allah Swt. membalasinya dengan mengganti dengan sembelihan yang besar dan peristiwa agung inilah yang menjadi sejarah abadi dalam syariat Islam tentang qurban.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (١٠٢)فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (١٠٣)وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (١٠٤)قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٠٥)إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (١٠٦)وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (١٠٧)
102.     Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
103.     Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104.     Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105.     Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106.     Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107.     Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar [1285]. (Q.S. As Saffat (37):100-107).
[1284] Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya. [1285] Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.


Seorang telah dianggap cukup berqurban dengan seekor kambing.
عَنْ جُنْدَبْنِ سُفْيَانَ قَالَ شَهِدْتُ اْلأَضْحَى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ بِالنَّاسِ نَظَرَ إِلَى غَنَمٍ قَدْ ذُبِحَتْ فَقَالَ مَنْ  ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَلْيَذْبَحْ شَاةً مَكَانَهُ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ ذَبَحَ فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللهِ (رواه مسلم).
Diriwayatkan dari Jund bin Sufyan ia berkata: Saya telah menyaksikan al-Adha dengan Rasulullah Saw.ketika beliau telah selesai shalat bersama orang banyak, beliau melihat seekor kambing yang telah disembelih. Kemudian beliau bersabda: Barang siapa menyembelih qurban sebelum melakukan shalat hendaklah ia menyembelih seekor kambing sebagai gantinya. Dan barang siapa yang belum menyembelih, hendaklah menyembelih berdasarkan dengan nama Allah Swt. (HR. Muslim).

Seekor unta, sapi atau kerbau telah mencukupi qurban untuk 7 (tujuh) orang.
عَنْ جَابِرِبْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّهُ قَالَ نَحَرْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاْلحُدَيْبَةَ اْلبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَ الْبَقَرَةُ عَنْ سَبْعَةٍ (رواه مسلم و أبو داود والترمذى).
      Dari Jabir bin Abdillah ia berkata: Kami menyembelih hewan qurban bersama Rasulullah Saw. di Hudaibiyah. Seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.(HR. Muslim, Abu Dawud dan at-Turmudzi). 

Demikian yang dapat kami sampaikan, kebenaran hanya datang dari Allah Swt. jika ada kesalahan datang dari kami pribadi.  

اللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ ، لاَ إِلـهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أكْـبَرُ ، اللَّهُ أكْـبَرُ وَللَّهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jama’ah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah Swt. mari kita berdoa.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ,اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءَ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (٤٠)رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (٤١)
40. Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. 41. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). (Q.S. Ibrahim (14):40-41)
رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (٤)رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٥)
4. Ya Tuhan Kami hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali. 5. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan Kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. dan ampunilah Kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al Mumtahanah (60): 4-5).
رَبَّنَا اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

                                                                                                                
                Parepare, 24 Agustus 2017 

Komentar